Sponsor

HAWA NAFSU TAK TERTAHANKAN

HAWA NAFSU TAK TERTAHANKAN

Dikala itu cuaca lagi hitam serta bercampurkan awan mendung gelap pekat yang menjalar dari langit. Aq yang lagi memandang menuju ke atas awan pekat itu sebentar. Kayaknya hendak ingin turun hujan, serta sembari di iringi aroma khas angin menjelang hujan yang menerak tubuh. Tiap ingin hendak hujan aq malah teringat kenangan yang sangat syahdu semasa hidup qu.

Kala dikala dimana sesosok perempuan manis serta menawan Mayang seketika tiba membagikan pesona kehangatan serta ke seruan dan kenikmatan yang tiada bandingan nya serta dikala itu kala aq masih di bangku SMA kelas 3.

Dengan cuaca yang agak hitam serta mendung serta kala terdapat suatu mobil menyudahi di depan rumah qu persis di depan rumah kosong yang terletak di depan rumah qu.

Turunlah dari mobil seseorang pria serta di damping dengan sesosok perempuan yang menawan kala aq memandangnya.

Wajah menawan nya itu dapat ku amati serta terpancar dari corak kulitnya yang amat bersih serta lembut dengan lilitan baju yang sedikit tipis yang kemeja nya sebagian kancingnya terbuka.

Cocok waktu turun dari mobil, perempuan itu sedikit membungkuk serta sesaat dapat ku nikmati sebentar belahan payudaranya yang seikit menyumbul keluar yang sangat bersih serta putih.

Aq yang masih duduk di bangku sekolah SMA, wujud perempuan yang menurutku umurnya kisaran 23 tahun itu, tercantum wujud perempuan yang sangat mempesona seperti bidadari turun dari kayangan semasa ingin turun hujan.

Aq yang mendadak gembira dengan hati yang bahagia tidak tahunya mereka merupakan orang sebelah baruku.

Pada dikala satu- dua hari awal tidak nampak perempuan itu di luar rumah. Perempuan itu tentu padat jadwal mengendalikan rumah.

Serta lelaki nya, ialah suaminya, terletak di luar rumah buat melepas penat. Lelaki itu melambai padaku kala aq lagi memperhatikannya.

Seseorang lelaki dengan bertubuh gagah serta berparas ganteng, dengan umur sebagian tahun di atas perempuan itu.

Kemudian tiba serta bertanya menghampiriku pria tersebut:

“ Rumah Pak RT di mana dek?” tanya nya..

” ya di mari,,,,” saya menampilkan rumahku,

“ Ayah aku Pak RT” jawab ku.

Serta pada dikala malam itu pendamping baru itu berkunjung ke Bapakku. Aq yang membukakan pintu. Saat ini dapat ku amati dengan jelas wajah perempuan itu.

Begitu sangat menawan serta rambutnya lurus panjang dengan hidung mancung. Bibirnya merekah, pipinya merona serta pemikiran matanya betul- betul membuat dadaku derdetak kencang serta berdebar- debar.

” Selamt Malam, Perkenalkan, nama aku Oda serta ini istri aku, Febri. Kami baru saja pindah kesini 3 hari kemudian. Kami ingin melapor buat tempat tinggal serta perpindahannya,” ucap lelaki itu sopan.

Serta setelah itu lelaki itu membagikan gambar kopi KTP serta kartu keluarga kepada Bapakku. Dikala kulirik sebentar bertepatan pada lahir Mbak Febri. Benar, ia berumur 24 tahun.

Entah mengapa, sejak hari itu, pesona wajah cantiknya Mbak Febri, begitu saya memanggilnya, terus menggantung di dalam hatiku. Aq ketahui banyak cewek- cewek yang menawan di sekolah menaksir aq, tetapi aq tidak sempat tertarik. Apabila bertatap mata dengan Mbak Febri, dadaku seolah berdebar- debar dengan kencang.

Kerap diam- diam aq menatapnya dari kejauhan manakala dia bekerja serabutan di halaman kecil kebun di samping rumahku. Mbak Febri pula kadangkala menatapku sebentar, serta melontarkan senyum kecil, yang menurutku teramat hangat serta member kode itu.

Kemudian terasa kian panas dingin aq dibuatnya waktu Mbak Febri bekerja sore- sore di samping rumah ku itu dengan menggunakan baju tank- top serta celana pendek yang menampakkan 2 paha mulusnya yang jenjang serta bersih.

3 minggu sehabis kepindahan mereka, Mbak Febri mengantar Oda suaminya hingga di depan rumah. Saat sebelum masuk mobilnya,

Mas Oda mendatangi Bapakku yang lagi membaca serta duduk santai di teras taman depan.

“ Aku titip rumah, ya Pak RT. Aku wajib bertugas ke Papua sepanjang 6 bulan,” kata Oda.

Bapakku mengangguk.

Serta Oda setelah itu memeluk serta mencium pipi Mbak Febri dengan romantic nya. Mbak Febri membalasanya. Aduuh, aq malah merasa Mbak Febri semacam terencana mau membuatku patah hati serta jelaous.

Pada sesuatu kala tepatnya disore hari, aq yang lagi menolong bunda ku buat mengangkut sebagian benda buat di pindahkan ke gudang depan rumah, serta kebetulan gudang tersebut berdekatan dengan rumah yang di tinngalli sama Mbak Febri. Pada dikala pintu di tembok balik gudang diketuk- ketuk.

Saya ingat itu pintu yang menghubungkan gudang ku dengan rumah sebelah. Kemudian aq membuka selot serta membuka pintu. Mbak Febri berdiri di sana, dengan tank- top serta celana pendek handalannya, yang saat ini jadi idaman ku pula.

“ Wah…Hei, terdapat pintu tembus, warnanya!” ucapnya dengan riang. Suaranya empuk serta menghayutkan

“ Ya, rumah ini dahulu rumah OM aku. Sebab kami keluarga, hingga dibuatlah pintu penghubung ini,” saya yang seketika bicara dengan terbata- bata.

“ Namamu siapa, sih dek?” Tanya Mbak Febri.

” Aku Farid Mbak..”

HAWA NAFSU TAK TERTAHANKAN

“ Laah, huruf depannya bersama pake Huruf F dengan aku.

“ Oiya, ngomong- ngomong, Mbak baru buat cake brownies buat bunda kam pula nih!” Mbak Febri menyodorkan sepiring brownies.

Serta aq mengucapkan terimakasih. Mbak Febri mengasihkan dengan senyum semanis cake brownies itu, serta menghilang di balik pintu.

Kemudian seminggu setelah itu, sore itu mendung mulai menyergap, serta pada malam harinya hujan betul- betul turun menerpa ke bumi. Entah mengapa aq jadi Baper.

Serta bisa jadi sebab Ayah serta ibuku tidak terdapat di rumah. Serta tadi pagi mereka terbang ke Palu buat menengok saudarinya yang melahirkan.

Mereka hendak terletak di Palu hingga minggu depan. Saya memandang jam bilik. Jam 8 lebih sedikit. Serta seketika rumah jadi hitam gulita. Kerutinan kurang baik. Jika hujan, tentu lampu mati. Saya meraba- raba sekitar serta mencari parafin.

Saya menciptakan sebungkus parafin, serta menyalakannya dengan korek api yang tergeletak di sebelahnya. Sinar mulai menyinari ruangan.

Serta aq lekas ke gudang pula utnuk membagikan sinar di ruangan gudang pula.

Seketika dari arah pintu bagian balik muncul wujud misterius, aku kira pencuri. Tetapi tidak serta aq sangat kaget. Mbak Febri berdiri di situ.

Dia tentu masuk melalui pintu terobosan di balik yang tidak terkunci..

“ Memiliki parafin ataupun senter dek?” tanyanya.

Kali ini, dia dalam balutan tank- top lain yang sangat seksi- dan sehabis aq perhatikan lambat- laun, tanpa BH, dengan rok longgar yang menurutku teramat pendek. Kemudian ia bicara dekat sekali di depanku.

Dadanya bergoyang- goyang kala ia kasih kode kedinginan.

Saya membagikan parafin itu serta memberanikan diri menatapnya agak lama sembari sesekali mencermati payudaranya.

“ Apa kalian tidak khawatir sendirian?

Kan hujan serta hitam?” tanya Mbak Febri.

“ Tidak Mbak, sendiri?” tanyaku, sedikit gugup.

“ Tidak. Telah biasa!

Eh, Ayah serta bunda kalian lama ya perginya?” Tanya Mbak Febri.

“ Kayaknya hingga minggu depan sih Mbak!” jawabku.

“ Hmmm jadi Kesepian, dong?” celetuk Mbak Febri.

“ Kira- kira ya, begitu deh!” jawabqu, masih sedikit grogi.

“ Mbak Febri sendiri gimana?”

“ Biasa aja. Telah biasa ditinggal berangkat Mas Oda,”

dia menatapku tajam, mengerling sekilas serta berputar meninggalkanku.

“ Oiya Telah, ya, aq balik dahulu” serta ia pamit.

Sejenak matanya menatapku. Aq amati dalam remang mabk Febri menggigit ujung bibirnya. Aroma badannya dengan parfum yang menusuk tertinggal di ruangan.

“ Ya, mbak, selamat malam!” kataku.

Jauh dalam hati aq sih pingin bilang,

” Memohon Tolong dong temenin aku sebentar!“

Pingin sekali rasanya memandang Mbak Febri berlama- lama, sembari membayangkan gimana rasanya mencium bibirnya yang menggoda serta seksi.

“ Ahh…tapi itu cuma khayalan serta angan- angan saja serta edan yang tidak masuk ide!” pikirku.

Aq menyalakan satu parafin lagi serta menutup gorden rumah dan mengunci pintu. Di luar hening serta dingin sekali. Hujan masih turun. aq percaya tidak terdapat orang yang berkeliaran di luar rumah malam ini. Saat ini, perihal yang sangat asik merupakan masuk kamar tidur serta membayangkan Mbak Febri terletak di sisiku.

Aq duduk di sofa serta menuang air minum.

Seketika aq mendengar suara dari balik rumah. Pintu terobosan itu terbuka lagi. Mbak Febri tiba lagii.

“ Sori, Farid. Lilinku habis. Serta saya jadi ketakutan mencermati suara hujan dalam hitam,” kata Mbak Febri.

Kemudian ia berdiri sangat dekat di hadapanku. Dapat kucium harum badannya.

“ Aku dapat kasih mbak parafin lagi jika ingin,” jawabku,

Kemudian aq bersiap bangkit dari kursiku.

“ Tidak harus,” Mbak Febri menahanku.

Berdebar dadaku merasakan tangannya mendarat di dada qu. Saya cuma dapat mematung duduk persis di hadapannya. Darah sepertimengalir dengan deras yang terpompa ke ubun- ubunku..

“ aq ingin di mari saja, jika boleh. Boleh, kan?” Mbak Febri menunduk, berupaya mensejajarkan mukanya denga wajahku.

Serta Ini membuatku dengam gampang memandang tonjolan di dantara 2 gunung indah di dadanya. Serta kali ini aq tidak menyia- nyiakan peluang ini, sebab aq berpikir Mbak Febri terencana membiarkan aq buat merasakan serta melihatnya. Saya memandang dada itu tanpa ragu dengan nikmat.

“ Wiiiih…, kalian memandang dadaku terus ya dek!” Mbak Febri refleks menutup dadanya.

Saya terperangah malu tertangkap basah semacam itu.

“ Sori, Mbak!”

“ Kalian bilang sory, tetapi terus memandang dadaku.“

“ Jika memandang terus semacam itu, ntar kepingin lho?”

seloroh Mbak Febri dengan suara lembut serta menggoda. Serta entah mengapa aq merasa tidak sangat kokoh menahan gejolak birahi ku. Meluncur saja kalimat itu dari mulutku.

“ Jika aku kepingin, gimana mbak Febri?” tanyaku.

Qu tatap matanya penuh- penuh. Serta ia mendekat serta membebaskan tangannya dari dadanya. Setelah itu ia mendekatkan mukanya ke arahku..

“ Farid, saya ketahui saya lebih tua darimu.

Tetapi saya ketahui kau menyukaiku. Itu dari caramu menatapku serta menelusuri tubuhku dengan tatapanmu.

“ Tanyakan sekali lagi unek–unek kalian, serta kalian hendak ketahui apakah saya menyukaimu pula,” kata Mbak Febri.

Aq mengulang pertanyaanku,

“ Jika aq kepingin, gimana?” Mbak Febri tersenyum

“ Jika kalian kepingin,”

HAWA NAFSU TAK TERTAHANKAN

Serta ia lekas membuka tali di kanan- kiri serta melorotkannya lama- lama, membiarkan 2 buah dadanya menyembul kie arah qu yang menantang itu,

“ kalian boleh kok menyentuhnya,” ujarnya

Berdebar jantungku. Tubuhku semacam mendidih. Mbak Febri betul- betul seksi dengan dada terbuka serta bibir merekah dalam remang- remang di tengah hujan malam ini.

“ Sentuh puting ini dengan lidahmu, Farid”.

“ Aq menginginkannya, lebih dari yang kalian impikan”.

Seketika saja Mbak Febri menarik kepalaku serta membenamkan dadanya ke muka ku. Dibantunya mulut ku menciptakan puting merah muda itu.

Pentil serta bundaran empuk di dada Mbak Febri semacam berikan jalur serta megajariku buat mengulum- ngulum serta memutar- mutarnya supaya mbak Febri memperoleh nikmat yang istimewa.

Mbak Febri mendesah kian keras dalam tingkatan suara hujan. Aq kian membara serta bernafsu. Setelah itu aq jelajahi dengan mulutku ke seluruh permukaan dadanya.

Mbak Febri sesekali mengangkut kepalaku serta mengulum mulut ku dengan beringas berulang kali.

“ Kamar!

Membawa saya ke kamarmu lekas!” desah Mbak Febri.

Saya tidak lekas bergerak. Dia menghelaku ke kamarku serta menjerembabkan saya ke tempat tidur. Dia melepas tank- top serta melepas kaosku. ia juga tidak segan- segan melepas celana ku serta tanpa ragu- ragu menjilati, mengulum serta menghirup rudalku.

Tidak terbayankan sangat malam yang sangat luar biasa.

Aq semacam hanyut dalam seluruh berbagai rasa: coklat, vanilla, strawberry, almond dll. Mbak Febri betul- betul sangat merasakan serta menikmatinya.

Kemudian kubiarkan pula ia jadi guru yang baik serta membagikan pengalaman itu. Kemudian ia melepas sendiri celananya serta menolong membimbing masuk rudal ku yang telah keras ke dalam mekinya yang telah basah.

Sesekali ia menghentikan ujung rudalku di bagian dasar meki serta dengan asik mengusap- usapkannya ke pinggiran meki itu.

Betul- betul ak merinding serta melayang- layang dikala rudalku memperoleh pemanasan serta jalan- jalan yang begitu nikmat serta indah itu.

Serta dengan gelora yang memuncak dalam limpahan keringatku serta keringat Mbak Febri, dia membiarkan rudaqlku meluncur ke meki nya berulang- ulang.

Ini buatnya menggelinjang- gelinjang, mengerang, mendesah serta merasakan sensasi yang teramat nikmat luar biasa dalam tindihanku.

Serta peluang itu tidak ku perkenankan begitu saja. Kerika aq balik menyerangnya, menggumulinya serta membagikan seluruh yang ia mau serta dia butuhkan. Ku biarkand dia terus mengerang serta mengaduh, mendesah.

Mbak Febri kembali ke rumahnya melalui pintu balik jam 4 pagi. Serta tidak butuh menunggu siang, dia kembali sorenya, dekat jam 5 an serta menyerangku lagi di minggu malam itu. ia memberiku kenikmatan seminggu penuh.

Kadangkala hingga 2 kali satu hari, kadangkala pula hingga wajib membuatku utnuk membolos sekolah.

Cerita qu dengan Mbak Febri berlangsung terus hingga menjelang kehadiran suaminya. Kami dapat bergumul di mana saja: di kamar hotel, di gudang depan rumahku, di rumahnya Mbak Febri serta sesekali di tepi laut yang sepi.

Saya tidak berjumpa lagi dengan Mbak Febri kala suaminya tiba serta mengajaknya dan pindah ke Bandug.

Tetapi, walaupun Mbak Febri telah tidak terdapat lagi, apabila hari menjelang hujan, seakan- akan rudal ku kangen serta senantiasa berdiri mengingat cerita seks ku dengan Mbak Febri, serta masih dapat ku bayangkan dengan aroma badannya yang masih terekam di kepala qu serta sexgairah mbak yang menawan serta seksi itu. Sekian

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Did you realize there's a 12 word phrase you can say to your crush... that will induce intense emotions of love and instinctual attraction to you deep within his chest?

    Because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, please and protect you with all his heart...

    ====> 12 Words Will Fuel A Man's Love Response

    This instinct is so built-in to a man's genetics that it will drive him to work harder than before to take care of you.

    As a matter of fact, fueling this mighty instinct is absolutely binding to having the best possible relationship with your man that as soon as you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You'll instantly notice him expose his mind and heart for you in such a way he never expressed before and he'll distinguish you as the only woman in the world who has ever truly interested him.

    BalasHapus