DESAHAN GURU JILBAB MONTOK
“Bu.. apa Pak Rivan telah pulang?”
“Mungkin telah,” jawab Bu Nita, Oppo Sex Story melihat Reyna dengan muka penuh berprasangka buruk, setau Bu Nita jalinan di antara Reyna serta Rivan memang tidak pernah akur, walau saling guru muda, pertimbangan Reyna serta Rivan tetap bersebrangan. Reyna yang idealis serta Rivan yang liberal.
“Memangnya ada apakah Bu?” lanjut wanita itu, ingin tahu.
“Oh… tidak.. cuma ada butuh banyak hal,” elak Reyna.
“Apa itu mengenai mengajukan kenaikan pangkat serta kelompok?” lebih Nita yang malah makin ingin tahu.
“Bukan.. eh.. iya.. saya pamit lebih dulu ya Bu,” sebut Reyna bergegas pamit.
“Semoga saja SMS itu hanya gurau,” katanya penuh berharap, bergegas ke arah parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang memandang liar badan semampai dibalut seragam hijau lumut ciri khas PNS, ketat membalut tubuhnya.
Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan tepian kota bertambah cepat dari umumnya. Hatinya belum juga tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang diantar Rivan, walau sebenarnya lelaki itu cuma minta tolong untuk membantunya membuat kriteria mengajukan pangkat, tetapi rasa perseteruan demikian lekat dihatinya.
Jantung Reyna makin berdebar waktu mobilnya masuk halaman rumah, disana sudah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah itu tentu motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di bangku teras pojok mata wanita muda itu tangkap figur satu orang lelaki, asyik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” sebut Reyna dengan suara suara tidak senang.
Rivan membalas dengan tersenyum.
“Masuklah, tetapi ingat suamiku tidak ada di rumah, Oppo Sex Story jadi sesudah semua usai kamu langsung bisa pulang,” sebut Reyna ketus, tinggalkan lelaki itu diruang tamu.
Bekerja sepanjang hari disekolah memaksakan Reyna untuk mandi, waktu pilih pakaian, wanita itu dibikin bingung harus kenakan pakaian seperti apa, apa cukup daster rumahan atau mungkin pilih baju yang lebih resmi.
“Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Ia ialah lawan bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke sisi bawah almari.
Lalu ambil daster putih tanpa ada motif. Tetapi sayangnya daster berbahan katun yang lembut itu begitu ketat serta sukses cetak liuk tubuhnya dengan prima, memperlihatkan bongkahan payudara yang menggantung merayu.
Reyna kembali dibikin bingung waktu pilih penutup kepala, apa dianya harus tetap kenakan kain itu atau mungkin tidak, toh ini ialah tempat tinggalnya. Tetapi tidak urung tangannya masih ambil kain putih dengan motif renda yang membuat kelihatan makin anggun, badan indah dalam balutan serba putih yang menarik.
Jam dinding telah tunjukkan jam 5 petang serta untuk yang ke-2 kalinya Reyna sediakan teh untuk Rivan. Sesaat lelaki itu masih kelihatan serius dengan laptop serta berkas-berkas yang perlu disediakan, kadang-kadang Reyna memberi instruksi.
Tanpa ada sadar mata Reyna memperhatikan muka Rivan yang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin serta baik, tetapi mengapa seringkali sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, ingat permusuhannya dilingkungan sekolah.
Pemuda yang mempunyai beda usia empat tahun lebih muda dari dianya. Oppo Sex Story Sikap keras Reyna jadi wakil kepala sekolah bagian kesiswaan kebalikannya dengan sikap Rivan yang sering bela murid-murid yang lakukan pelanggaran disiplin.
“Tidak perlu tergesa-gesa, minum dahulu teh mu, apalagi di luar sedang hujan,” tegur Reyna yang punya niat untuk berlaku lebih ramah.
“Hujan?… Owwhh Shiiit.. Oppo Sex Story Ibuku tentu menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.
Reyna ketawa geli dengar pembicaraan Rivan, “makan malam bersama dengan ibumu? Tetapi kamu tidak kelihatan seperti satu orang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan turut ketawa, tetapi tangannya terus bergerak seolah tidak tertarik untuk melayani hinaan Reyna.
“Bereeesss..” sebut Rivan mendadak mencengangkan Reyna yang asyik membalas BBM dari suaminya.
“Jadi apa saya harus pulang saat ini?” bertanya Rivan, mukanya tersenyum kecut waktu merasakan hujan di luar masih begitu lebat.
“Di garasi ada jas hujan, tetapi jika kamu ingin menanti hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang meyakini motor Rivan mustahil menaruh jas hujan.
“Aku pilih berteduh saja, sekalian temani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
“Sialan, sesaat suamiku pulang lhoo,”
Sekejap sesudah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna terima panggilan masuk dari suaminya, tetapi sayangnya suaminya malah memberikan berita jika dianya terlambat sedikit untuk pulang, dengan muka cemberut Reyna tutup panggilan.
“Ada apa, Rey..”
“Gara-gara kamu suamiku telat pulang,”
“Lhoo, mengapa dikarenakan saya? Oppo Sex Story Hahaha…” Rivan ketawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Percakapan kembali bersambung, tetapi makin banyak bergelut pada dinamika kehidupan disekolah serta hal tersebut cukup sukses mencairkan situasi.
Reyna seolah lihat figur Rivan lainnya, lebih supel, lebih berteman serta lebih humoris. Jauh berlainan dari kacamatanya sampai kini yang lihat guru cowok itu seperti pengacau buat dianya, jadi penegak disiplin beberapa siswa.
“Aku bingung, mengapa kamu malah dekati beberapa anak seperti Junot serta Darko, ke-2 anak itu tidak bisa ditata serta telah masuk dalam daftar merah guru BK,” bertanya Reyna yang mulai kelihatan enjoy. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, tentu anak itu telah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.
“Yaa, saya tahu, tetapi penjelajahan mereka itu hebat lho, dari mulai nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru ada juga lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu betul-betul tindakan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, beralih ke samping Rivan.
“Tapi nantikan, tidakkah itu berarti kamu memberi dukungan kenakalan mereka, serta siapa guru yang mereka lihat?” bertanya Reyna dengan kuatir, takut dianya jadi korban kenakalan ke-2 siswa nya.
“Sebanarnya mereka anak yang pintar serta kreatif, pikirkan saja, cukup dengan pipa ledeng serta cermin mereka dapat membuat periskop yang biasa dipakai oleh kapal selam,” sebut Rivan serius, memutar tubuhnya bertemu dengan Reyna yang ingin tahu.
“Awalnya mereka hanya melihat beberapa siswi tetapi bagiku itu tidak menarik, karenanya saya ajak mereka melihat di toilet guru, apa kamu tahu siapa yang kami lihat?”
Muka Reyna menegang, menggeleng secara cepat. “Siapa?,,,”
“kami melihat guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
“Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget serta langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
“ampuun Reeeey, Hahahaa,,” Oppo Sex Story
“Sebenarnya kamu ini guru ataulah bukan sich? Memberikan contoh mesum ke murid-murid, esok saya akan memberikan laporan mu ke kepala sekolah,” semprot Reyna penuh emosi.
Rivan berupaya meredam serangan dengan mencekal lengan Reyna.
“Hahahaa, saya bohong koq, saya malah mengerjai mereka, saya tahu yang sedang ada di toilet ialah Pak Tigor serta apa kamu tahu dampaknya? Mereka langsung shock lihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna pada akhirnya turut ketawa, tanpa ada sadar bila lengannya masih dipegang oleh Rivan.
“Tu kan, kamu itu sebetulnya lebih cantik bila sedang ketawa, jadi jangan disembunyikan di balik muka galakmu,” sebut Rivan yang nikmati tawa renyah Reyna yang memperlihatkan gigi gingsulnya. Saat itu juga Reyna terdiam, mukanya makin malu waktu mengerti tangan Rivan masih memegang ke-2 tangannya.
Tetapi tidak berlalu lama bentakan dari bibir minimnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalau punyai mata dijaga ya,” umpat Reyna karena jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara di balik gaun ketat yang tidak tertutup oleh hijab, Reyna bergerak serta duduk menjauh, membereskan jilbabnya.
“Punyamu besar ya,” balas Rivan, tidak perduli akan peringatan Reyna sebagai makin jengkel lalu kembali melempar bantalan sofa.Oppo Sex Story “Ga perlu sok takjub begitu, lagian kamu tentu seringkali melihat payudara siswi disekolah?,,”
“Tapi punyamu istimewa, punya satu orang guru paling cantik disekolah,”
“Sialan..” dengus Reyna membereskan jilbabnya, tetapi pojok bibirnya malah tersenyum, sebab tidak ada wanita yang tidak senang jika dipuji. Muka Reyna memerah , kalimat Rivan demikian vulgar seolah itu ialah hal yang biasa.
“Rey… simak dong,”
“Heh? Kamu ingin simak payudaraku , gilaa… Benda ini seutuhnya jadi hak punya suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa ada sadar mulai terikut karakter Rivan yang cuek.
“Ayo dooong, ingin tahu sekali nih,”
“Nanti, kalau saya masuk kamar mandi intipin saja pakai piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna ketawa terpingkal tutup mukanya, tidak yakin dengan apa yang barusan diucapkannya.
“Yaaa, paling tidak jangan ditutupin hijab keq,” sungut Rivan, keqi atas tingkah Reyna yang menertawakannya.
“Hihihi… Simak saja ya, jangan digenggam,” Sebut guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
“Kurang..”
“Apalagi? Bugil?” matanya melotot seakan-akan sedang geram, tapi jantungnya malah berdebar kencang, melawan hatinya seberapa jauh keberanian dianya.
“satu kancing saja,”
“Dasar guru mesum,” Reyna kembali lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan mukanya ke TV, tetapi tangannya bergerak melepas kancing atas.
Tetapi tidak berhenti sampai disana, sebab tangannya terus bergerak melepas kancing ke-2 lalu menguak ke-2 sisinya sampai makin terbuka, biarkan bongkahan berbalut bra itu jadi makanan ingin tahu mata Rivan. Entahlah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk kali pertamanya dengan menyengaja merayu lelaki lain dengan badan nya.
“Punyamu tentu lebih kencang dibandingkan punya Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sekalian mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seakan menerawang sebegitu besar daging empuk yang dipunyai wanita cantik itu. Tetapi beberapa kata Rivan malah membuat Reyna terkejut, bingung sekaligus juga ingin tahu. “Hhmmm.. Ada jalinan apa di antara diri kamu serta Bu Nita?”
“Tidak ada, saya cuma temani wanita itu, temani malam-malamnya yang sepi,”
“Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”
“Maksudmu saya selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memangkas kalimat Reyna sesudah tahu tujuan kalimat yang susah disampaikan wanita itu. “Bisa disebutkan semacam itu, hehehe.. Tetapi kami telah mengakhirinya pas satu minggu waktu lalu,”
“Kenapa?” sambar Reyna yang mendadak ingin tahu atas rumor skandal yang sudah menebar dilapisan beberapa guru mesum. Oppo Sex Story Rivan menghela nafas lalu menumpukan tubuhnya. “Suaminya berprasangka buruk dengan jalinan kami, walau Anita menampik untuk akhiri saya harus tetap memutuskan itu, resikonya begitu besar,”
“Apa kamu menyukai Bu Anita?”
Rivan tidak langsung menjawab tetapi malah ambil rokok dari kantongnya, sesudah tiga jam lebih meredam diri tidak untuk mengisap lintingan tembakau dikantongnya, pada akhirnya lelaki itu minta izin, “Boleh saya merokok?”
“Silahkan..” jawab Reyna cepat.
“Aku tidak tahu tentu, Anita wanita yang cantik, tetapi ia bukan wanita yang kuidamkan,” papar lelaki itu sesudah hembuskan asap pekat dari bibirnya. Tetapi muka wanita didepannya masih tunjukkan rasa ingin tahu, “lalu apa yang terjadi di antara diri kamu serta Anita?” cecarnya.
“Hahahaha.. Maksudmu apa yang telah kami kerjakan?”
Muka Reyna memerah sebab malu, Rivan dengan mutlak membuka kekakuannya jadi satu orang wanita dewasa. “Anita ialah wanita bersuami, berarti kau tidak memiliki hak untuk menjamah tubuhnya,” sebut Reyna berupaya bela keluguan berfikirnya.
Rivan tersenyum kecut, mengaku kesalahannya, “Tak terhitung berapakah kali kami mengerjakannya, dari mulai dirumahku, dirumahnya, serta kami pernah lakukan diruang lab kimia, desah suaranya jadi wanita yang kesepian betul-betul merayu diriku, kangen pada saat saya menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”
Saat itu juga muka Reyna berasa panas memikirkan penjelajahan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” bertanya Reyna berupaya menetralisir debar jantungnya. “Belum ada yang pas,” jawab Rivan dengan sederhana, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu ambil teh dimeja serta meminum.
“Rey.. selingkuhan sama saya yuk..” Oppo Sex Story
Brruuuuuffftttt…
Bibir tipis Reyna saat itu juga menghambur air teh dimulutnya.
“Dasar guru mesum,” umpat Reyna buang mukanya, yang tampilkan ekspresi tidak bisa dibaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang malah turun makin deras.
Bersambung...
0 Komentar