Sponsor

DESAHAN GURU JILBAB MONTOK (PART2)

Oppo Sex Story - “Aku masak dahulu, lapar nih,” sebut Reyna, bergerak dari sofa berupaya menghindar dari tatapan Rivan yang demikian serius, jantungnya berdegub keras masih tidak yakin dengan apa yang disampaikan Rivan.

DESAHAN GURU JILBAB MONTOK

“Rey…” Panggilan Rivan hentikan langkah wanita itu. Oppo Sex Story
“Kenapa wajahmu jadi pucat demikian, tak perlu takut saya hanya bercanda koq,” tutur lelaki itu sekalian terkekeh.
“Siaaal, ni cowok sukses mengerjai saya,” umpat hati Reyna.
“Aku tahu koq, kamu mustahil mempunyai nyali untuk merayu guru super galak seperti saya,” katanya sekalian memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum waktu Rivan ikuti ke dapur. Hatinya coba berapologi, paling tidak lelaki itu bisa menemaninya waktu memasak.

Reyna dengan bangga memperlihatkan kepiawaiannya jadi satu orang wanita, Oppo Sex Story
tangannya bergerak cepat mempersiapkan serta memangkas bumbu yang dibutuhkan, sesaat Rivan duduk dikursi meja makan serta kembali berceloteh mengenai kenakalan serta kegenitan beberapa siswi disekolah yang seringkali merayu dianya jadi guru mesum jomblo tampan.

“Awas saja kalau kamu sampai berani sentuh siswi disekolah,” Reyna memperingatkan Rivan sekalian mengacung pisau ditangan, serta itu membuat Rivan ketawa terpingkal.
“Ckckckck, cakap tangan mu Rey,” Oppo Sex Story Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna waktu memangkas bawang bombay.
“Hahaha… mari sini saya ajarin..” tawar Reyna tanpa ada hentikan laganya.

Tetapi Reyna kaget saat Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, sebab tangannya menggantikan pisau serta bawang yang ada ditangannya. “Ajari saya ya..” bisik Rivan lembut pas ditelinganya.

Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Oppo Sex Story Tangannya kelihatan sangsi waktu sentuh serta memegang tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan-lahan pisau bergerak membelah daging bawang.

“tangan mu begitu kaku, Hahahaa,”
“Ya maaf, tanganku memang tidak terbiasa lakukan ini, tetapi benar-benar terbiasa untuk pekerjaan yang lain.”
“Oh ya? Misalnya seperti apa? Membuat periskop untuk melihat siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

Oppo Sex Story “Bukan, tetapi tanganku benar-benar trampil untuk menganakemaskan wanita cantik seperti mu,” sebut lelaki itu, melepas pisau serta bawang, berubah menyeka perut Reyna yang datar serta perlahan-lahan menjalar ke arah payudara yang membusung.

“Hahaha, tidaak tidaaak, saya bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berupaya meredam tangan Rivan.
“Rey, bila demikian jadilah rekan yang mesra untuk diriku, serta biarlah temanmu ini sekejap mengangumi tubuhmu, jika tanganku begitu nakal kamu dapat menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”

Badan Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan perlahan, “Ya, Deaaal.” sebut bibir minimnya, serak. Reyna kembali mendapatkan pisau serta bawang serta biarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang memegang payudara nya dengan utuh. Memberi remasan yang lembut, mainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.
Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat bersamaan cumbuan Rivan yang perlahan-lahan menyerobot keleher yang masih terbalut hijab. Romansa yang ditawarkan Rivan secara cepat menggantikan kewarasan Reyna.

Oppo Sex Story “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seolah kehilangan tenaga waktu jari-jari Rivan sukses temukan puting payudara yang mengeras.
“Rivaaaan,” sebut wanita itu sekejap sebelum bibirnya menyongsong lumatan bibir yang panas.

Biarkan lelaki itu nikmati serta bercanda dengan lidahnya, menari serta membelit lidahnya yang masih berupaya menghindar. “Eeeemmhhh…” mukanya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya beralih masuk menelusuri mulut lelaki itu serta rasakan kehangatan yang ditawarkan.

Menggelinjang waktu lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Bila Reyna menduga permainan ini hanya permainan pertautan lidah, karena itu wanita itu salah besar, sebab jemari dari lelaki yang sekarang memeluknya penuh keinginan itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.

“Boleh?”

Wanita berbalut hijab itu tidak berani menjawab, cuma pejamkan matanya serta menanti keberanian silelaki untuk nikmati tubuhnya. Demikian juga waktu tangan Rivan berupaya menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung melawan dari bra yang membekap.

“Oooowwwhh, eemmppphhh,” badan Reyna mengejang saat itu juga, tangan lentiknya tidak dapat menyingkirkan tangan Rivan, cuma mencengkram supaya jemari lelaki itu tidak bergerak begitu gesit memelintir puting mungilnya.

“Rey.. Mengapa kamu dapat sepasrah ini?.. Apakah benar kamu suka pada lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukanlah sebatas persahabatan Rey.. Walau kau tidak mengerti saya dapat rasakan bibit rasa senang dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna coba menyadarkan. Tetapi wanita itu malah berupaya mengingkari penghianatan cinta yang dijalaninya, berupaya mengenyahkan bisikan hati dengan pejamkan matanya lebih erat.

Mukanya mendongak ke langit rumah, berupaya lari dari batinnya yang berteriak berikan teguran. Pasrah menanti dengan hati berdebar waktu tangan Rivan mulai mengusung dasternya keatas serta dengan tentu menyelusup kebalik kain kecil, menyisipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

“Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berupaya buka kaki lebih lebar seolah melepaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

Kriiiiing…
Kriiiiing…

Dering HP mencengangkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu lepas. Kesadaran Reyna menggantikan saat itu juga, dianya makin shock lihat nama yang tercantum dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

“Hallo mas, halloo,,” Oppo Sex Story sambut Reyna antara upayanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
“Mas sedang dimana, mengapa belum pulang?” sebut Reyna kalut dengan rasa takut serta bersalah yang demikian besar, seakan suaminya sekarang berdiri pas didepannya.

“Mas masih di rumah sakit, mungkin tidak dapat pulang malam hari ini,” jawab suara besar diujung telpon.
“Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”
Sesudah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bertumpu dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang merasa benar-benar kering.
“Rivan, terima kasih untuk semua, tetapi kau dapat pulang saat ini,”
“Tidak Rey, kita harus mengakhiri apa yang telah kita mulai,”

“Apa maksudmu?… Tidak.. Saya bukan seperti Anita yang kesepian, saya tidak mempunyai permasalahan apa pun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki sekarang ialah keluarga yang kuidamkan…” muka Reyna jadi pucat waktu Rivan mendekat melekat ketubuhnya, mengusung dasternya tambah tinggi, memeluk serta meremas pantat yang padat berisi.

“Rivan, ingat!.. Kamu satu orang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya badan lelaki itu, tetapi dekapan tangan Rivan begitu erat.
“Yaa.. Saya memanglah bukan pemerkosa, saya cuma ingin mengakhiri apa yang telah kita mulai,”
“Gila kamu Rivan, saya ialah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”

“Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sekalian turunkan celananya serta memperlihatkan batang yang sudah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.
Mendadak dengan kasar Rivan mencengkram badan Reyna serta mendudukkan wanita itu di atas meja, dengan pergerakan yang cepat menguak celana dalam Reyna, batang besar itu sudah ada dimuka bibir senggama Reyna.

“Jangan Rivaaan, saya dapat melakukan perbuatan nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, mendapatkan garpu yang ada disebelahnya, meneror Rivan.
“Kenapa ambil garpu, tidakkah disana ada pisau?” Rivan terkekeh, muka tadi dihias senyum menghanyutkan sekarang beralih demikian menakutkan.
“Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan waktu Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

Lelaki itu menangkis tangan Reyna, merampas garpu serta melemparnya jauh, darah kelihatan merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin akhiri ini semestinya kau tusuk pas di ulu hatiku,” katanya dengan muka menyeringai sekaligus juga meredam sakit.
“Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna sukses berontak menggerakkan badan besar Rivan lalu lari mengarah kamar, tetapi belum wanita itu tutup kamar Rivan meredam dengan tangannya.

“Aaaaagghh…” Rivan mengeluh kesakitan karena tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar menggerakkan sampai membuat Reyna terjengkal.
“Dengar Rey.. Telah lama saya suka pada mu, serta saya berupaya menarik perhatianmu dengan melawan tiap kebijaksanaan mu,”

Dengan kasar Rivan menggerakkan wanita itu kelantai serta menanggalkan bajunya, Reyna berteriak minta tolong sambil menjaga kain yang masih ada, tetapi derasnya hujan mengubur upayanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi badan Reyna yang terbaring tidak berkapasitas, memperlihatkan batang besar yang mengeras prima, kejantanan yang pasti semakin besar dari punya suaminya.

Oppo Sex Story Wanita itu menangis waktu Rivan dengan kasar menangkis tangan yang masih berupaya menutupi selangkangan yang tidak dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sekalian terus menangis Reyna berupaya menyadarkan, tetapi upayanya percuma, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang tertangani rapi.

Dengan kemampuan yang masih ada Reyna berupaya rapatkan ke-2 pahanya, tetapi telat, Rivan sudah terlebih dulu tempatkan tubuhnya antara paha sekal itu serta siap-siap menghujamkan kejantanannya untuk mencicipi sajian nikmat dari wanita secantik Reyna.

“Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibandingkan punya Anita,” desah Rivan bersamaan kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.
“Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengeluh terima hujaman yang dikerjakan dengan kasar, makin keras batang besar itu menghujam makin kuat juga jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tidak henti mengalir.

Tubuhnya terhentak bergerak tidak teratur, Rivan menyetubuhinya dengan benar-benar kasar. Muka lelaki itu menyeringai waktu melipat ke-2 paha Reyna keatas, memberikan sajian indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam sela sempit vagina Reyna.
“Sayang, saya dapat rasakan lorong vaginamu makin basah, nyatanya kamu nikmati pemerkosaan ini, hehehe”

Plak…

Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tetapi lelaki itu malah ketawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Senang bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih sisa.

“Ckckckck… Prima, sejak dahulu saya telah meyakini payudaramu lebih kencang dari punya Anita,”
Badan Reyna melengkung waktu putingnya disedot lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”
“Pasti Anita malam hari ini tidak dapat tidur sebab menanti batang kejantanan yang sekarang sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan badan serta enaknya vaginamu betul-betul membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” sebut Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.

“Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tetapi tidak berlalu lama bibirnya malah mendesah waktu lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
“Hehehe…akuilah, bila kamu nikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”
Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang kadang-kadang keluar tanpa ada sadar. Hatinya berkecamuk, susah memang mengingkari kesenangan yang tengah dirasa semua inderanya.

“Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, satu orang istri yang setia, paling tidak tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya coba memperingatkan, membuat airmata Reyna makin deras mengalir.
Yaa.. walau hatinya berontak, tetapi tubuhnya sudah berkhianat, pinggulnya tanpa ada disuruh bergerak menyongsong hentakan batang yang mendobrak dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

“Berbaliklah, sayang,” pintanya. Oppo Sex Story
Badan Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah waktu lelaki itu menarik pantatnya menungging tambah tinggi, tawarkan kesenangan dari liang senggama yang makin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei waktu lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.

“Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat prima itu terangkat makin tinggi saat lidah yang panas memberi sapuan panjang dari bibir vagina sampai keliang anal.
Rasa takut serta birahi tidak dapat dikenali, matanya yang sendu coba melihat pejantan yang memasukkan muka tampannya dibelahan pantat yang bergetar nikmati permainan lidah yang gesit menari, menggelitik liang vagina serta anusnya, satu sensasi kesenangan yang tidak pernah diberi oleh suaminya.

Isak tangis bersatu dengan rintihan. Hati yang berontak tetapi tubuhnya tidak dapat berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun waktu batang besar Rivan kembali masuk tubuhnya, menghajar bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.
Begitu juga waktu Rivan minta Reyna untuk naiki tubuhnya, walau airmatanya jatuh menetes di atas muka sipejantan tetapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya nikmati batang besar yang diminta untuk masuk lebih dalam.

“Aaaawwhhhh Rey… Bisa saya menghamilimu?” sebut Rivan waktu tempatnya kembali ada di atas badan Reyna, tunggangi badan indah yang barusan meregang orgasme.
Wanita itu buang mukanya, bibirnya terkatup rapat tidak berani menjawab cuma pergerakan kepala yang menggeleng menampik, matanya demikian takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang dicapai siwanita membuat lorong senggamanya jadi benar-benar basah. Hentakan pinggul lelaki itu demikian cepat serta kuat seolah ingin menjebol dinding rahim, memaksakan Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk menahan kesenangan yang didustakan.

“Reeeeey.. Bisa saya menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya makin cepat.
Reyna memandang Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu meyakini? Tidak mau rasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

Plaaak..

Reyna kembali menampar muka Rivan untuk yang kesekian kalinya, tetapi kesempatan ini tambah lebih keras. Wanita menjerit terisak, tetapi kaki jenjangnya malah bergerak memutari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seolah ingin menjadikan satu dua badan.
Tangis Reyna makin jadi, menangisi kekalahannya. Tangannya telusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seolah memberi dukungan pergerakan Rivan yang menghentak batang makin dalam.

“Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” Oppo Sex Story teriak Reyna bersamaan lenguh kesenangan dari bibir silelaki.
Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar beberapa ribu benih kerahim siwanita yang mengusung pinggulnya menyongsong kenikmatan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menegur, badan keduanya mengejat, menggelinjang, nikmati sajian pucuk dari satu senggama tabu.

“Kenapa kau mendustai saya semacam ini,” isak Reyna dengan nafas mengincar, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang kadang-kadang mengejat untuk menghantar sperma yang masih ada kerahim si wanita.

“Karena saya mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya makin erat, biarkan badan besar itu begitu lama di atas badan indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pemikiran semasing.
“Apa kamu bersedia jadi rekan selingkuhku?”

Selesai...

Posting Komentar

0 Komentar